Kala hati bicara, nurani ku bertanya, masihkah ada, rindu di dalam dada. Mungkinkah ALLOH, ampuni sgala dosa, untuk Mu segalanya hidupku ini ….
Rutinitas pagi mulai kujalani kembali. Ada kegamangan, mampu tidak aku menjalani aktivitas seperti dulu lagi atau justru semakin terbatasi oleh ‘ketidakmampuanku’ ini. Ah aku harus menepis segala kegelisahan ini, kuyakinkan diri bahwa masa depanku masih panjang dan aku optimis bisa menjalaninya dengan baik, betapa Alloh telah karuniakan aku orang-orang hebat di sekelilingku, Bapak yang luar biasa perhatian dan memberikan banyak pengetahuannya, Saudara-saudara sahabat abadiku yang selalu men-suport, my beloved kangmas yang selalu mencurahkan semua cinta dengan segala kepeduliannya untuk mencukupkanku dengan materi maupun immateri, sebenarnya semua rinduku habis untuknya yang kini sedang menjalankan tugas nun jauh di Makasar. Cepat pulang doong… , Juga my dearest kids kakak dan dede yang selalu mencerahkan duniaku dengan keoptimisan yang terbangun lewat tawa, imaginasi dan pengalaman ekplorasi dunia mereka…. mmmuaah thanks for any kisses a day for Bunda, honey.
Selama ini ternyata aku tidak tahu kalau memiliki noda bersejarah di tulang punggungku akibat kesukaanku panjat pohon pada waktu kecil. Dulu kira-kira kelas 2 SD aku pernah jatuh dan mengakibatkan satu ruas tulang punggung bawah melenceng dari relnya dan bagian atas lurus kaku yang seharusnya melengkung. Anehnya baru ketahuan setelah dewasa padahal mengingat kegiatanku waktu sekolah dulu waduuh kok bisa yaaaach…? Sedih ? Pasti. Syok? Awalnya memang aku takut banget lumpuh seperti kata terapisku para shinse itu, untunglah semua tidak berkepanjangan seperti yang saya ungkap di atas, orang-orang yang kucintai amat membantu pemulihanku terutama secara psikis. Alloh yang Maha Berkehendak senantiasa bersama prasangka hambaNYA. Aku pasti sembuh kalau aku berpikir begitu, dan mereka yang kucintai mensuport aku dengan segala kemampuannya.
Ya Rohman.. ya Rohim… ya Ghofur, jika cinta itu tidak ada niscaya semesta inipun tak akan tercipta. Demikian pula dengan adanya aku, setiap sel dalam tubuhku terkoordinasi dengan baik hingga segala aktivitas bisa kujalani dari buaian hingga kini bukan tanpa sebab. Yang di Ataslah yang mengatur segalanya sesuai sunatullohNya dan mustahil tanpa segala cintaNya. Instrospeksilah kunci segala yang kualami kini.
kala sauh ditambatkan
peluh luruh bersama hembusan angin
asa pun terjalin
cahaya cinta tertangkap….. termampatkan
hanya mampu meneriakkan NamaMu
7 Agustus 2009 (31 hari dari sakitku)
ayo mba terus menulis,,
BalasHapusterus share juga...
thanks for ur motivation, semoga aku bisa lebih produktif ya amin
BalasHapus